Depok – Membangunkan sahur oleh sejumlah pemuda di Sawangan, Kota Depok, memicu percekcokan antarwarga, mengancam keharmonisan di lingkungan tersebut.
Kegiatan yang seharusnya mempererat tali silaturahmi di bulan suci Ramadan justru berujung pada ketegangan yang terjadi pada Minggu (24/3) pukul 03.00 WIB di lingkungan permukiman warga Pasir Putih, Sawangan, Depok.
Peristiwa tersebut, yang terekam dalam berbagai video dan menjadi viral di media sosial, menampilkan ketegangan antara sekelompok pemuda yang melakukan kegiatan membangunkan sahur dan sebagian warga yang merasa terganggu.
Dalam rekaman yang beredar, terlihat warga berkerumun di depan rumah sambil menegur pemuda yang melakukan kegiatan tersebut.
Dalam salah satu video, seorang pemuda dengan kaus hitam terlihat marah dan menunjuk-nunjuk dua wanita sambil mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap teguran warga.
“Udah sekarang gini, kalau warga sini bangunnya telat, elu yang pada tanggung jawab, gimana? Gua berhenti, gua berhenti, gua berhenti,” ucapnya dengan nada tinggi.
Kapolsek Bojongsari, Kompol Yefta Ruben, menjelaskan bahwa awal mula percekcokan terjadi ketika sekelompok pemuda tersebut melakukan kegiatan membangunkan sahur dengan cara berkeliling. Salah satu warga, yang diidentifikasi dengan inisial K, merasa heran karena mereka berkeliling dua kali.
“Saudara K menegur warga yang sedang membangunkan sahur dengan berkata ‘Kok sampai dua kali muter kelilingnya’,” ungkap Yefta Ruben.
Ketegangan semakin memuncak ketika salah seorang pemuda yang terlibat dalam kegiatan tersebut menantang seorang pria di lokasi untuk berkelahi. Aksi saling dorong pun terjadi, menciptakan suasana yang semakin tegang di tengah malam.
Kejadian ini menjadi perhatian masyarakat karena menyoroti pentingnya menjaga keharmonisan dan sikap saling menghormati antarwarga, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah.
Meskipun peristiwa tersebut akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan, namun pesan pentingnya tetap terpatri bahwa kerukunan dan kebersamaan harus dijunjung tinggi dalam setiap interaksi sosial.
Peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan cara-cara dalam melakukan kegiatan keagamaan agar tidak mengganggu ketentraman dan kenyamanan lingkungan sekitar.
Dengan demikian, diharapkan kegiatan ibadah di bulan suci Ramadan dapat berjalan dengan lancar dan mendatangkan keberkahan bagi semua pihak tanpa menimbulkan konflik yang tidak perlu.